Menulislah agar Kau tetap ada dalam Masyarakat dan Sejarah

WakatobiChannel, Jendela Informasi Seputar Kabupaten Wakatobi dan Segitiga Karang Dunia

Senin, 27 Juli 2020

Mendampingi Desa Di Kepulauan Butuh Energi Khusus



Wilayah Kabupaten WAKATOBI  (WangiWangi - Kaledupa - Tomia - Binongko )

WAKATOBI, WakatobiChannel -  Menjadi Pendamping Masyarakat Desa merupakan sebuah tugas mulia sebagai bentuk pengabdian pada semesta karena menjadi pendamping sejatinya mampu menempatkan diri dan memainkan peran sebagai fasilitator, komunikator, motivator dan dinamisator  bagi masyarakat desa.

Kunjungan ke Pulau Kaledupa kali ini dalam rangka melakukan pengendalian, supervisi, dan monitoring terhadap pelaksanaan tugas pendampingan desa  sekaligus  peningkatan kapasitas tenaga pendamping dalam melakukan pendampingan terhadap penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat desa.

Kaledupa
Untuk sampai di Pulau Kaledupa jika berangkat dari Pulau Wangi-Wangi ada beberapa alternative diantaranya melalui jalur regular Wangi-Wangi (Numana Port) – Kaledupa (Ambeua Port) dengan tarif Rp 50.000,- berangkat pukul 8.00 Wita dan Pukul 15.00 Wita dengan menggunakan Kapal Kayu KM Nur Risky, Speedboat (Mola Port) – Ambeua dengan tarif yang sama,  alternative lain adalah dengan menggunakan kapal/ speedboat regular Wangi-Wangi (port Numana) – Tomia ( Waha Port dan Waitii Port) yang berangkat pukul 14.00 Wita dan disinggahkan di pelabuhan Taou Kaledupa Selatan dan Speedboat Binongko yang berangkat pukul 08.00 Wita tujuan Binongko dan disinggahkan di Kaledupa Selatan (Taou Port).

Salah Satu Kapal Penumpang  KM Nur Riski 02 Rute Wangi-Wangi (Numana) -  Kaledupa (Ambeua) PP   (foto: Jumie)

Dengan menggunakan Kapal Kayu Nur Riski 02, berangkat menuju Kaledupa pukul 08.00 Wita dan ditempuh selama ± 2 jam, dalam perjalanan ini cuaca kurang bersahabat meskipun kata beberapa orang penumpang bahwa hari ini agak kurang seperti hari kemarin, lantas saja tak membuat surut dan semangat saya untuk menyambangi Pulau itu, meninggalkan dermaga Numana sekitar 1 jam kemudian, melewati Pulau Komponuone kapal terasa goyang oleh arus dan angin timur datang menerpa dari arah samping, kapal sedikit goyang, sebagian penumpang lalu mengambil posisi masing-masing untuk tidur termasuk saya. Dengan berbantalkan tas ransel sayapun baring dan tertidur sehingga tidak merasakan olengnya kapal. Saya terjaga ketika sang ABK membangunkan semua penumpang karena sudah saatnya untuk membayar sewa kapal, ketika itu saya tersadar dan tidak merasakan olengnya kapal lagi, itu sebagai pertanda bahwa kapal sudah dekat dengan pelabuhan Ambeua Ibukota Kecamatan Kaledupa.


Untuk menyasar desa yang ada di Pulau Kaledupa tidaklah mudah, faktor geografis menjadi dan sebaran desa harus membutuhkan tenaga dan waktu ekstra jika harus mengunjungi desa-desa itu.
Pulau Kaledupa ada dua Kecamatan yaitu Kecamatan Kaledupa dengan 12 Desa dan Kecamatan Kaledupa Selatan dengan 10 desanya. Unik dan menariknya ada beberapa desa yang berada di luar Pulau Kaledupa (daratan), sebut saja Desa Samabahari, Horuo dan Mantigola (Kampong Bajo) di Kecamatan Kaledupa Selatan sedangkan Desa Lentea dan Desa Darawa masing-masing juga satu pulau tersendiri yang ada di Kecamatan Kaledupa Selatan, yang akses ke kedua Pulau ini butuh kapal khusus (body batang) dan biaya operasional tidak seperti biasanya, karena lebih banyak harus mencarter.

Di Kaledupa ada beberapa penginapan yang dapat dimanfaatkan jika tidak ingin bermalam di rumah kerabat, sahabat atau pendamping desa yang ada, dengan tarif bervariasi. Sedangkan untuk akses ke desa-desa dalam Pulau Kaledupa  (daratan) dapat ditempuh dengan menggunakan kenderaan roda dua maupun roda empat, tetapi lebih banyak modar transportasinya adalah sepeda motor yang dapat kita sewa/rental per hari. Pada malam hari kita dapat menghabiskan separuh malam di pinggir pantai Ambeua dengan suguhan kopi, teh dan berbagai jenis gorengan khas Kaledupa.
Ada beberapa spot menarik yang dapat dikunjungi misalnya Desa Pajam dengan Pajam Hillnya, Masjid Tua Pajam, Beberapa Tracking Mangrove, Danau Sombano, Pulau Hoga, Pantai Peropa, Pantai Taduno Sombano dll.

Untuk kembali ke Wangi-Wangi tetap melaui rute yang sama dengan waktu yang berbeda, misalnya dari Kaledupa ke Wangi-Wangi jam 06.00 Wita dan pukul 15. 00 Wita, sedangkan di Pelabuhan Taou pukul 07.00 Wita kapal dari Tomia dan pukul 10.00 Wita kapal dari Binongko.


Penulis : Jumiadin (TAPM Wakatobi)


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

WISATA

Gus Imin Cinta Kami, Anak Millineal Kota Kendari

  Komunitas Millenial Kota Kendari Deklarasi Dukung Gus Muhaimin  Kendari – WakatobiChannel - Sebanyak 35 anggota group para anak muda yang...