Sumur Mata Air Ambeua di Desa Ambeua Raya Kecamatan Kaledupa (foto; jumie) |
KALEDUPA, WakatobiChannel - Mata air memiliki manfaat yang sangat besar
bagi keberlangsungan hajat hidup manusia, karenanya tanpa air manusia dapat merasakan
dampaknya secara langsung, olehnya itu wajarlah jika air disebut sebagai kebutuhan
vital manusia terutama untuk keperluan sehari-hari misalnya minum, mandi, cuci
dan kakus.
Beruntunglah sebuah komunitas
atau desa yang memiliki sumber mata air yang melimpah dan tidak mengalami
kekeringan pada musim kemarau, sehingga masyarakat tidak mengalami kekurangan
air meskipun pada musim kemarau yang berkepanjangan.
Salah satu komunitas yang memiliki
mata air adalah Ambeua yang berada di Pulau Kaledupa, sesuai dengan nama
tempatnya mata air inipun disebut dengan mata air Ambeua. Mata air ini, adalah sumur
mata air tanah (ground water) yang
sudah dimanfaatkan oleh masyarakat sejak dahulu kala dan tidak pernah kering. Letaknya
yang berada di tengah pemukiman warga sehingga sangat mudah diakses oleh warga
masyarakat. Secara administrasi sumur mata air Ambeua ini berada di wilayah
Desa Ambeua Raya Kecamatan Kaledupa Kabupaten Wakatobi.
Sumur mata air Ambeua ini sudah
dimanfaatkan secara turun temurun oleh masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari
serta untuk berbagai kebutuhan pembangunan lainnya secara gratis, belum ditarik
retribusi.
Kepala Desa Ambeua Raya Sanusi mengatakan, “ sumur mata air
Ambeua ini tidak pernah kering biar dimusim kemarau yang berkepanjangan
sehingga masyarakat tidak pernah mengalami kekurangan air bersih untuk
kebutuhan sehari-harinya, dan selama ini sudah dimanfaatkan oleh masyarakat
baik warga desa ini maupun warga desa lain yang ada di Kaledupa ini, “jelasnya.
Dalam hal untuk pendayagunaan
sumber mata air Ambeua ini, maka kami belum lama ini sudah melakukan musyawarah
dengan BPD untuk menarik retribusi air ini bagi warga dari luar desa dengan
besarannya Rp.10.000,- per tandon. Retribusi ini sudah berjalan beberapa bulan
dan nanti akan dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), “ungkapnya.
Kepala Desa Pengganti Antar Waktu
ini menambahkan, di Desa Ambeua Raya ini juga ada sumber air yang bersumber
dari program Pamsimas namun saat ini belum dikelola oleh BUMDes, kami selaku
pemerintah akan melakukan koordinasi dengan pihak terkait agar pengelolaannya
diserahkan kepada BUMDes sehingga akan lebih baik pengelolaannya kedepan, maka
dengan demikian kita mengharapkan adanya Pendapatan Asli Desa (PADes),”
pungkasnya.
Kepala Desa Ambeua Raya, Sanusi dan Pendamping Desa |
Sementara itu Pendamping Desa Kaledupa
Muhammad Taufik Ali, SE mengatakan, “ kami
sebagai pendamping akan mendorong desa dalam hal pemanfaatan dan pendayagunaan
semua potensi sumber daya alam yang ada di desa agar dikelola dengan baik
sehingga dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat dan
desa. Melalui BUMDes misalnya, kita berharap banyak pada lembaga ini untuk
dapat mengelola asset desa yang ada ini dengan baik sehingga dapat meningkatkan
pendapatan masyarakat dan desa.
Pendamping Desa juga menambahkan,
terkait dengan sumur mata air Ambeua ini, pemerintah desa sudah harus berpikir
untuk pengembangannya kedepan sehingga di area sumur ini tidak hanya menjadi
tempat mandi dan cuci pakaian warga tetapi bisa dijadikan sebagai tempat pencucian
kenderaan dan penyulingan air yang akan dikelola oleh BUMDes, “pungkasnya.
Ridwan, S.Sos.I selaku Pendamping Lokal Desa (PLD) Desa Ambeua Raya menjelaskan bahwa, "kami selaku pendamping sudah memfasilitasi desa dalam musyawarah desa dan penyusunan peraturan desa (perdes), yaitu Peraturan Desa Nomor 07 Tahun 2020 tetang Retribusi Pengelolaan Dan Pemanfaatan Air Bersih Desa Ambeua Raya, dalam perdes tersebut sudah termuat tentang besaran retribusi diantaranya Rp. 25.000,- per bulan untuk badan usaha / kepentingan usaha, Rp.10.000,- per tandon (1100-1400 liter) untuk masyarakat luar desa, sedangkan untuk masyarakat Desa Ambeua Raya jika ada yang membutuhkan untuk acara pesta pernikahan, sunatan dan lain-lain akan dikenakan Rp 5.000,- per tandon sedangkan untuk kedukaan tetap gratis, " jelasnya.
Penulis : jumie